[ASK] Kenapa Indonesia Tidak melakukan RISET?

on Wednesday, December 28, 2011

Spoiler for Email Dari Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss: Bapak Djoko Susilo


:


Berikut Email Dari Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss: Bapak Djoko Susilo

(thedjokosusilo@yahoo.com)

Dear mas ****


Terima kasih atas email dan apresiasinya. saya juga sudah membaca thread anda di

kaskus, sgt menarik.
Mmg sgt menyedihkan sampai skrg masih banyak yang bercita cita jadi PNS.
sesungguhnya hanya tiga profesi saja yang menyebabkan orang hrs tetap jadi PNS
yakni TNI/Polisi, periset dan diplomat. di luar itu mestinya lapangan sangat
luas, dan kalau semua orang bisa mengembangkan ndirinya tanpa hrs jadi PNS, saya
kira kemajuan bangsa akan lebih cpat.

wassalam



Di negara Swiss,
Gaji seorang Guru rata-rata 15.000 Franc Swiss per Bulan,
itu sekitar 140 jt Rupiah gan!

padahal UMR disana sekitar 3.000 Franc Swiss,
dan rata-rata gaji Anggota DPR swiss sekitar 10.000 Franc Swiss

Bisa dikatakan Pemerintahan disana sangat menghargai Pendidikan,

Untuk biaya S1 disana,
perbulan sekitar Rp 900.000 (kalau dirupiahkan)

Untuk S2 malah turun gan
sekitar Rp. 500.000 (kalau dirupiahkan)

dan S3 cuma Rp 650.000!

gila!
padahal kalau di kota ane,
Di PTN gan,
S2 aja perbulan bisa Rp 1.000.000 lebih per bulannya

Well,
setelah saya telaah lebih lanjut,
mengapa Swiss begitu perhatiaan dengan Pendidikan karena ini gan,

Kampus dan Pendidikan adalah sebuah tempat untuk Riset dan Penelitian,

Tidak heran Swiss adalah negar penghasil Ilmuwan terbesar dunia,
salah satunya

Albert Einstein




iya gan,
si Einstein berasal dari sana
dia Alumni ETH Zurich

dan yang membuat kita tercenggang lagi adalah,
mereka meneliti tentang Kopi Luwak gan!




merek kopi disana yang terkenal adalah Nespresso Coffe
setiap tahun Perusahaan Nespresso berhasil menyumbang devisa swiss
sebesar 9,5 Milliar US Dollar!
gila!

padahal disini Kopi tidak diteliti dan dipedulikan


menurut agan kenapa ya, kita tidak mau meneliti?
padahal sumber daya alam begitu melimpah ruah

yang mengherankan lagi adalah,
Kampus kita seakan-akan cuma menghasilkan pegawai gan,
mengejar IP untuk membuktikan Pintar

dan mencari Kerja,

udah selesai

kalau saya lihat,
berdasarkan pengalaman saya dan kawan-kawan
di Dimana Ada Kemauan, Di Situ Ada Jalan...(Insya Allah segera dibukukan)

Di Indonesia hanya ingin jadi PNS semua rata-rata karena ada paradigma yang kurang tepat,
jadi PNS adalah pekerjaan aman, nyaman, dan tidak beresiko, dan bisa kaya..

Padahal kita semua tahu kalau mau kaya ya berdagang (Swiss dengan risetnya berdagang, seperti menjual kopi luwak)

Bagaimana menurut juragan?

Kenapa Indonesia Tidak mau melakukan Riset?

Seandainya ada 100 Einstein di Indonesia,



kita tidak bakal tahu,
karena tidak ada riset gan..

Paling2 yang pinter dapat IP 4, beasiswa S2 dan S3,
balik ke Indonesia ngapain?
Nganggur gan




sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8488438

0 comments:

Post a Comment